Bandung, 12 Juli 2010
Tengah hari dalam perjalanan naik angkot, dari Asrama Putri Salman menuju kosan..
“Itu ITB, Cha!” terdengar seruan seorang bapak saat angkot kami melewati kampus Ganesha.
He? Udah tahu kok, Pak, ujar saya dalam hati.
“Tuh, tuh, kampus Icha nanti kalau udah gede,” kali ini seorang ibu yang bersuara.
Kali ini jelas-jelas perbincangan tidak ditujukan pada saya, tetapi pada seorang gadis cilik berusia sekitar 2 tahun.
Si anak tertawa-tawa senang sambil menunjuk-nunjuk, “I..de..e”
Hoo, saya pun ikut tertawa-tawa. Icha junior!!
Di depan Kebun Binatang Bandung, Si Bapak, Ibu, Icha junior, dan beberapa orang dewasa lain turun. Rupanya Si Bapak merupakan pemimpin rombongan wisata. Yang saya amati selama hilir-mudik di daerah Pelesiran-Jalan Ganesha, biasanya pengunjung Kebun Binatang adalah para orang dewasa yang membawa para anak. Tapi kok kali ini sedikit beda ya, rombongan orang dewasa (ada neneknya juga) yang membawa satu anak kecil. Satu saja.
Mau pada ngapain di Kebun Binatang, Pak, Bu?
Mau pengamatan burung ya?
Atau mau lihat buaya darat?
Hemm, atau mau mengamati keanekaragaman flora dan fauna?
Kenapa nggak piknik ke pantai aja ya? Atau ke mana gitu, ke tempat yang lebih “dewasa”. Ah, sebenarnya Kebun Binatang juga bukan monopoli anak-anak. Hanya saja, berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, terbentuklah paradigma dalam kepala saya bahwa Kebun Binatang berasosiasi erat dengan tempat wisata untuk anak-anak.
Anggota rombongan itu kemudian menyeberang. Beberapa di antara mereka ada yang saling bergandengan tangan. Melihat fragmen tersebut, saya akhirnya manggut-manggut maklum.
Mungkin “kapan” dan “mau main kemana” bagi mereka bukanlah urusan terpenting, yang saaaaaaangat penting adalah “dengan siapa?”
Senin, 12 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar