Rabu, 10 Februari 2010

ada ide nabrak-nabrak pengen ditulis

18 Januari 2010 jam 12:04

Puisi I
(Untuk saudara-saudaraku, mari upayakan pembinaan terbaik untuk adik-adik kita ^^)

Aku ada beberapa untuk mereka,
Potongan sapa yang boleh dirangkai jadi manik kaca
Juga ada beberapa warna-warni tawa
Yang boleh dipilin jadi tali sutra
Tolong kamu sempurnakan liontinnya
Boleh dari do’a ataupun canda
Nanti kita hadiahkan bersama-sama


Puisi II
(Terinsiprasi dari kuliah lapangan biosistematika di tujuh ekosistem Pangandaran)

Setelah cukup panjang menelisik padang lalang
Dan menyisihkan jejak karang
Aku hanya sedikit paham tentang estuari di hadapan kita
Kesamaan macam apa yang perlu kita upayakan
Agar kita tetap dua arus namun satu rasa

Puisi III
(Muhasabah semester tiga)

Bagaimana dengan jelaga yang menggigiti hati
Setelah koyak sebelah langkah
masih lengah juga melenggang di luar gelanggang
Meski telah patah bahkan belum sempat diasah
Tak akan menyerah walau lemah
Tuhan…aku tak ingin rugi
dalam perdagangan ini

Puisi IV
(Untuk saudara-saudariku yang milad)

Tiupan lilin keberapa yang kau perlukan
Untuk membawamu pada kesadaran
Ada ujung dari setiap awal

Rapat itu Menyenangkan

20 Januari 2010 jam 15:00


Rapat itu Menyenangkan



Dimulai dengan basmalah, agar niat lurus karena Allah
Selanjutnya tilawah, agar majelisnya menjadi berkah

Kemudian bertukar kabar, jadi suasana semakin segar
Kadang berbagi sekilas cerita, jadi semakin merasa keluarga

Pemimpin bersila di antara kubu perempuan dan laki-laki
dipasang hijab untuk menjaga hati

Di tengah diskusi, biasa diedarkan konsumsi
Namanya adalah konsekuensi, untuk yang terlambat datang tadi

Agenda rapat telah dipersiapkan, biar waktu terefektifkan
Semua peserta saling menghormati, kritik saran dihargai

Semua agenda telah selesai, sebentar lagi rapatnya usai
Mari tutup dengan hamdalah dan do'a, semoga diampuni segala dosa







*Satu di antara rapat yang menyenangkan itu bernama
Syuro' DIvisi Pembinaan Anggota Majelis Ta'lim Salman ITB :-D

Aku di Sampingmu, Teman..

26 Januari 2010 jam 10:59

Teman,
aku datang padamu bukan untuk membawakan kemenangan
tidak juga aku datang untuk menjamin keberhasilan

aku datang kemari dengan membawa kamera
untuk mengabadikan senyum sumringahmu di panggung sana
sambil mengangkat piala juara satu
dan dari atas panggung kau senyum padaku

Aku hanya bisa membagi sedikit air mineral di tengah hausmu
atau hanya bisa mengusap pundakmu berharap meredakan grogimu

tapi kau harus tahu
aku ke sini pakai ongkos dari uang jajanku
juga aku meninggalkan adik-adik kecilku

Bersungguh-sungguhlah!!

karena dialog telah disiapkan
juga kostum telah disempurnakan
dan tanda peserta pantang ditanggalkan

Bersiaplah!!

Kau peserta pertama kontes ini
dan akan memukau semua orang di sini
ruangan ini akan bercahaya
karena kau bintang paling terang yang akan berjaya


Diari-Q "Seri : Haru Biru Payung Ungu"

28 Januari 2010 jam 4:23

Payung saya ketinggalan di lab saat zaman-zamannya presentasi proyek anatomi fisiologi hewan. Hiks.. Padahal saya suka payung itu.
Jadilah sejak saat itu tidak punya payung. Kalau pulang hujan, kehujanan. kalau panas, kepanasan. kalau lapar, kelaparan. 

*******************************************************
Suatu hari saat pulang ke rumah (ke Sukabumi), Mamah nanya :
Mamah : "Teh, gaduh payung teu?" (Teh, punya payung nggak?)
Saya : "Gaduh kapungkur mah, pek teh ical, kakantun di lab" (punya dulu mah, lalu hilang, ketinggalan di lab)
Mamah : "Naha atuh diical??" (Kenapa atuh dijual??)

*Hoo, apakah Anda yang tidak bisa Basa Sunda jadi bingung?
ical = hilang
diical = dijual

Mamah : "Mamah gaduh payung, saeeeee teh. Hoyong alim? (Mamah punya payung, baguuuuuus teh. Mau nggak?)
Saya : "Mana, ningali heula payungna" (mana, lihat dulu payungnya)
Mamah : Antosan nya, dicandak heula. Meserna ti Kampung Cina. Lucu geura (Tunggu ya, dibawa dulu. Belinya dari Kampung Cina. Cantik deh)

*Lucu dalam Basa Sunda artinya bagus.
Misal : Kembang ros nu dipelak di buruan teh lucu pisan katembongna (Bunga mawar yang ditanam di pekarangan bagus sekali kelihatannya)

Saya : (Hm.. dari Kampung Cina? Apakah..?)

******************************************************
Hari ini di Bandung hujan. Seorang akhwat tampak memakai payung ungu seungu-ungunya, dengan renda emas di pinggirannya.

******************************************************
"Punten, ada yang bawa payung? Saya mau pinjam", tanya seorang akhwat pada kami. 
"Ada, saya bawa. Boleh kalau mau pinjam", kata teman saya.
"Yang mana, ya?" Tanya akhwat tadi sambil melihat-lihat ke arah jajaran payung.
"Yang biru muda kotak-kotak, sebelah sana," ujar teman saya sambil mengarahkan telunjuknya ke payung yang dimaksud.
Sang akhwat tampaknya masih kebingungan..
"Punyaku aja, yang warna ungu."
"Oh, yang pinggirannya emas?"
"I-iyya."
"Iya deh, terima kasih. Saya pinjam payungnya ya."
"Silakan."


Canggih!! Payung ungu seungu-ungunya, dengan renda emas pada pinggirannya memang benar-benar eyecatching! Itulah kelebihan payung saya (haha), paling terang benderang di antara payung lain. Benar-benar mempermudah identifikasi walau dari jarak sekitar 10 meter.


....
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 216).


*Terima kasih, Mamah. Payungnya benar-benar cantik ^_^

Oleh-oleh DP2Q ; "Dua Hari tanpa Jarum Pentul"

01 Februari 2010 jam 20:45

Bismillahirrahmaanirrahiim.,
Sedikit oleh-oleh dari DP2Q (Dauroh Pembinaan Pejuang Quran), 29-31 Januari 2010


Kalau Anda seorang muslimah yang suka memakai kerudung segitiga dan merasa memerlukan jarum pentul untuk membuat kerudung Anda selalu rapi, pastikan Anda selalu membawa cadangan jarum pentul dalam tas. Apalagi jika Anda pergi dari rumah/kosan/asrama Anda untuk beberapa hari untuk mengikuti kegiatan yang membutuhkan kesigapan, jarum pentul saya rasa akan cukup menunjang kenyamanan dan keamanan.

Di hari kedua DP2Q, sepasang jarum pentul saya raib di depan mata, jatuh saat berwudhu. Huuuu, nggak bawa cadangan nih! Kebiasaan

Mungkin Anda berpikir, apalah arti sepasang jarum pentul? dan saya juga pada awalnya berpikiran seperti itu. Jarum kecil dan pendek yang pada ujungnya di-pentul-i semacam mutiara imitasi warna-warni, dengan harga selusin tidak lebih dari harga seporsi nasi putih, sekilas tidak memberikan kontribusi besar bagi dunia..
Namun, marilah Anda dan saya menjadi saksi, hal-hal yang akan terjadi ketika selembar jilbab kehilangan sepasang jarum pentul!

Hampir setiap lima menit sekali saya harus membetulkan kerudung, padahal medan dauroh membutuhkan mobilitas yang sigap. Kalau saya lalai, kerudung saya akan mengalami kemajuan dan bisa sampai menutupi pandangan. Apalagi ketika sujud dalam shalat, kerudung saya akan semakin maju tak gentar. Begitulah, minimal lima kali dalam sehari itu kerudung harus dibongkar pasang. Fiuh, betapa sangat merepotkan..

...yang saya pikirkan dari kehilangan jarum pentul itu, benda sekecil itu ternyata cukup krusial, meskipun kadang manfaatnya baru bisa disadari setelah ia tiada. Manusia telah diciptakan oleh Allah dengan kesempurnaannya, selayaknya dengan kesempurnaannya itu manusia menjadi makhluk yang menebarkan banyak manfaat di muka bumi ini.

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. 3 : 191)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. 95 : 4)

Segala sesuatu memiliki perannya tersendiri, sekecil apapun peran tersebut. Ketika peran kecil tersebut tidak terlaksanakan, bisa jadi.. bisa jadi dampak yang muncul adalah bencana besar.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. 8 : 27)

Wallahu a'lam

Mari kita kuliah. Meskipun lebih nyaman pulang ke rumah

02 Februari 2010 jam 17:56

Bismillahirrahmaanirrahiim

Hujan ini terlalu deras untuk dihadapi sepayung berdua
Apalagi dengan tas besar yang minta diprioritaskan
sedangkan payung tidak cukup melindungi meski untuk sendiri saja
Tapi mundur bukanlah pilihan, mari tetap berjalan!

Dan waktu sudah menunjukkan pukul satu siang kurang
Sementara labtek biru masih jauh di ujung dunia sana
Tangga double helix terbayang menjulang
Kita masih tergopoh-gopoh di gerbang Ganesha

Air hujan sudah tembus sampai ke sepatu
Dan kaos kaki sudah basah setiap benangnya
Pun begitu dengan kerudung, rok dan baju,
Tapi kok kita malah tertawa-tawa ya?

Mari kita kuliah !!!
Meskipun lebih nyaman pulang ke rumah

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. At-Taubah : 41)

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (Q.S. At-Taubah : 38)

Tentang SMS yang Luput Saya Balas

4 Februari 2010
21:30



SMS-SMS yang pernah Anda kirimkan itu, kadang saya tidak punya alasan kenapa tidak membalasnya.
Saya tidak minta dimaklumi dan memaksa dimengerti, tapi dengan sangat...mohon dimaafkan..


Begini, jika ada seorang teman SMA yang mengirim SMS sekadar berisi pesan : “Pakabar ni? Ke mana aja atuh, sibuk ya?”, saya kadang masih tak paham bahwa teman tersebut mungkin membawa selaksa kangen dan mengharapkan respon saya, namun saya angkuh mematahkan harapan itu dengan mengabaikannya.

Beberapa hari kemudian SMS itu saya balas..
Krik-krik, tidak ada jawaban. Yasudahlah, topiknya memang sudah tidak asik untuk dibahas.

Sering ada teman yang meminta nomor handphone seseorang, namun saya malas untuk bersegera mengirimnya. Padahal saya tidak tahu, mungkin teman tersebut telah memberikan prasangka baiknya bahwa saya adalah orang yang paling tepat untuk diminta tolong. Padahal saya tidak menyadari betapa mungkin pentingnya nomor handphone itu bagi teman tersebut. Kemudian saya membalasnya berminggu-minggu kemudian, dan tidak salah jika teman saya ngomel-ngomel.

Ketika ada teman yang SMS : “Cha, aku ke kosan kamu ya sekarang” dan saya tidak membalasnya karena berpikir kalau mau datang ya datang aja. Padahal teman tersebut sedang dalam keraguan, apakah dia diperbolehkan datang saat itu? Lalu dia pun tidak jadi datang karena malam sudah larut.

Mungkin saya menganggap kurang penting SMS seorang teman yang menanyakan naik angkot apa ke Ciburial, lalu saya membalasnya beberapa jam kemudian. Saya tidak tahu, sangatlah mungkin teman tersebut sudah nyasar sampai Ciroyom.

Kadang saya mengabaikan SMS teman yang menanyakan kelas kuliah. Saya tidak tahu, mungkin teman tersebut saat itu tengah berlari-lari antar GKU Barat dan GKU timur. Ketika teman tersebut sudah sampai di kelas dengan napas ngos-ngosan, saya baru buka inbox HP. Dengan merasa bersalah menjawab, “kelasnya di sini lho.” Ahh, sungguh berita basi.

Ada jarkom yang dikirim oleh seseorang yang sangat berharap kita meluangkan waktu untuk konfirmasi dan memenuhi undangannya. Lalu saya dengan sok sibuk malah tak acuh. Saya tidak tahu, betapa laskar konsumsi mereka akan kebingungan mementukan jumlah makanan yang akan dipesan.

Beberapa kali ada undangan rapat dan saya tidak ada merespon. Saya tidak tahu, Mungkin mas’ul menunggu sendirian di kortim, sudah berlembar-lembar tilawahnya, tapi stafnya tak ada yang datang dan tak tahu kemana rimbanya.

***
Barangkali kasusnya kira-kira sama seperti ini : Anda berpapasan dengan seorang teman dan Anda menyapanya dengan senyuman terbaik. Sayangnya teman tersebut hanya menengok sekilas dan melenggang bersama angin.

Duh..
Saya sendiri pernah merasakan, bahwa diam itu seperti hukuman yang paling menyakitkan.

Apa salah pengirim SMS itu?
Apa sih sibuknya seorang saya???
Bukankah saya pada kenyataannya selalu punya waktu luang yang sering saya hamburkan untuk haha-hihi yang justru tidak penting???

Saya harus memaksa jujur pada diri sendiri, dan jawabannya adalah.. seringkali saya MALAS dan KURANG PEDULI untuk bersegera membalas SMS. Karena tertunda beberapa lama, akhirnya sudah bisa ditebak.. lupa deh -_- dan pas ingat, momennya sudah berlalu T_T
Sok kalau ada yang mau marah atau protes, silakan!

Pesan-pesan itu mungkin tidak memberikan kontribusi yang besar bagi kelangsungan hidup saya. Tapi bisa jadi kelangsungan hidup seseorang dipengaruhi oleh balasan saya.


***
Oh ya, sepertinya perlu teman-teman ketahui, pada beberapa kondisi berikut saya bisa jadi sengaja tidak membalas SMS.

Saat tidur (ya iya lah). Saran saya, SMS lah sebelum pukul 21.00 WIB
Halaqah pekanan.
Praktikum (Senin pukul 08.00-12.00, Rabu pukul 14.00-17.00, dan Jum’at pukul 07.30-11.30)
Saat tidak punya pulsa (hehe) dan HP mati

Sementara itu dulu jam “terlarang” nya.

***
Sekarang saya berkesimpulan : Bersegeralah membalas SMS jika dengan membalasnya keadaan akan menjadi lebih baik dibandingkan tidak dibalas.


"mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya." (Q.S. Al-Mu'minuun : 61)

wallahu a'lam

Kuliah online

16 Januari 2010

Seharian ini, mulai dari sekitar pukul delapan saya menyalakan televisi. Acara pertama yang saya tonton adalah film kartun “Troys” (bener ngga sih judulnya?). Karena nontonnya di pengujung cerita, nilai yang saya tangkap adalah keberanian melawan kejahatan meskipun kemampuan kita sekilas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan si tokoh jahat. Si ikan kecil (siapa namamu, Nak?) berhasil mengalahkan hiu besar bukan dengan kekuatan otot, tapi dengan kecerdikan dan kelihaiannya dalam bersiasat. Tapi ini kartun kok ada romanceu-romanceu cinta-cintaan ala orang dewasa ya? 

Sambil menunggu pariwara selesai, channel tv bergulir dari satu nomor ke nomor lain. Di stasiun TV lain ada acara demo, seru! Demo masak. Mereka sedang memasak makanan rendah kolestrol, hemm nyammm.. lumayan nih, jadi ikutan masak tapi cuma di kepala.

Jam dinding terus berputar (jarumnya yang berputar), acara tv semakin beragam. Karena di rumah sendiri, jadilah saya penguasa remote tv, haaaa. Ada acara wisata kuliner bertema nasi dan kecap, nyammmm.. pindah channel, ada acara petualang ke Pantai Karangbolong, Pelabuhan Ratu. Serasa ada di sana, soalnya emang nggak jauh-jauh banget dari rumah. Terus ada acara musik yang butuh penanganan petugas kebersihan, banyak sampahnya sih. Ada juga sinetron Indonesia yang.. hmm tak cukup untuk mengalihkan duniaku lah. Pindah lagi.. Wohooo, ada juga ternyata acara gossip siang-siang begini. Jadi tahu, artis-artis kita sedang krisis bahan sandang rupanya. Pindah, pindah! Lalu saya pun pindah duduk, pindah channel lagi maksudnya.

Remote diputar-putar, eh nemu acara wisata meliput rumah-rumah unik. Ada rumah perahu yang kerenzzzz, ada rumah berdinding kaca yang so swit, ada rumah bergaya India banget. Inspiratif lah! Pas iklan, putar channel lagi, ada acara Oprah Winfrey tentang cara membenahi ruang keluarga dan menata hasil karya anak-anak, hohoho. Pelajaran penting nih, menyumbangkan barang-barang ternyata menjadi solusi untuk rumah yang berantakan. Iklan lagi, pindah lagi.. Eh, ada Ninja Warrior! Waaa… jagoan yaaa, sayangnya banyak yang pakai celana di atas lutut >,<. Ternyata ada peserta yang sampai mencoba sebelas kali! Wuihhh..

Nah lho, itu sinetron yang tadi pagi kok masih belum tamat? Kalau acara gosipnya sih udah beresan, tapi ada lagi acara gossip yang lain di stasiun tv yang lain. Weleh-weleh.. Cari acara yang lain lah. Wah, Al-El-Dul lagi main paralayang nih! Boleh dong kite-kite nyoba terbang juga. Terus, terus, mereka main motorcross! Ah, sirik deh.

Wah, jamnya siaran berita nih! Ada berita apa ya? Pengen dong lihat berita tentang pembangunan di Indonesia, masa kita dicekokin berita buruk wae? Eh ada, mobil irit bensin! Satu liter untuk seribu kilometer, karya anak-anak teknik di Surabaya sana. Hooi, Bandung! Mana gigimu? Ayo tunjukkan karyamu :-D

Ini beneran nih, sesiang bersama televisi. Acara selanjutnya, kontes penyanyi cilik Indonesia. Lho, lho, kok saya tidak menemukan lagu “Balonku” atau “Pelangi-pelangi” ya di sini? Yang ada malah lagu-lagu orang dewasa dinyanyiin sambil jingkrak-jingkrak gitu. Hati-hati dong, Dek! Nanti jatuh, lho! Mendingan nari ala kupu-kupu atau kelinci aja, kan lutchuw! Euleh-euleuh, lagu-lagunya juga dipaksain biar kayak lagu cinta buat mamah atau teman-teman.

Eh, eh, mamah sama kakak-kakakmu kok adem-adem aja ya, meskipun bajumu itu.. Aduuuh malu atuh! Anak perempuan cantik kayak kamu jangan pake rok pendek-pendek gitu, nanti ada yang “naksir” sebelum waktunya. Ooh, pantess. Orang kakak perempuanmu bajunya juga gitu. Emangnya nggak takut masuk angin ya, Mbak?
Dunia, oh, dunia..

Hoamm.. ngantuk. Nonton tivi emang melenakan, bisa sampai lupa kerjaan. Saya aja, tadinya mau nerusin menjahit rok, eh nggak jadi deh. Habisnya cuma mau beranjak pas semua stasiun tivi menayangkan iklan. Mandi aja ditunda-tunda sampai diteriakin Mamah sama adik. Makan juga kalau nggak lapar ya dilewat. Kalau lagi nggak halangan, bisa-bisa sholat dilalaikan nih!

Emm… Nanti anak-anakku gimana ya????
Jangan jauh-jauh deh, anak-anak ibuku dan ibu-ibu yang lain gimana ya? Dari kecil sudah di-babysitter-i televisi. Kalau tayangannya edukatif sih mending. Mau dibentuk kayak apa jundi-jundi kita?

Tivi tuh kayak senjata, bener nggak sih? Bisa dipakai buat membabat musuh, bisa juga dipakai buat bunuh diri atau menghabisi jagoan-jagoan baik.
Udah ah, matiin tivinya. Mau tidur siang, mumpung liburan ^^
Klik.

Ini sebenernya evaluasi divisi acara OASIS lho!

18 Januari 2010 jam 11:50

Ingin berbagi, terutama dengan teman-teman 2008. Ini hanya sepenggal episode, masih baaaaanyak hal menarik yang nggak dipublikasi…

OASIS GAMAIS ITB 2009

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya …” (At-Taubah:122)

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Apa kabar ikhwah fillah? Semoga kita senantiasa berpagi hari dalam ridho-Nya dan menutup hari dengan syukur kepada-Nya.

Sedikit bercerita, ketika pertama kali ada oprek kepanitian OASIS via sms, saya sama sekali tidak berpikir untuk ikut. Saat itu saya hanya ingin peduli pada akademik setelah liburan akhir tahun tersita oleh diklat PROKM. Sampai akhirnya, datanglah saudara karib saya, korwat acara OASIS waktu itu, menawarkan pengalihan amanahnya sebagai korwat karena beliau sedang osjur. Hm… dasar tidak tegaan, saya sih iya-iya ajah. Lagi pula kondisi akademik di biologi sedang damai-damainya (pada akhirnya saya sadar itu adalah perkiraan yang salah.. -_-).

Ya, karier sebagai korwat acara pun dimulai. Sms jarkom mulai datang. Saya ingat, syuro’ koordinasi OASIS yang pertama kali saya ikuti adalah syuro’ bersama MSDA. Saya waktu itu culang-cileung karena peserta syuro’ mayoritas kakak-kakak MSDA sedangkan panitia 2008 hanya hadir beberapa (akhwat 2008 saya sendiri). Parahnya lagi, waktu itu saya ditanya tentang acara. Lalu dengan jujur saya jawab belum tahu apa-apa. Hm… sangatlah menyedihkan jika Anda menjadi orang yang paling tidak tahu apa-apa mengenai divisi Anda sendiri.

Dalam keberlangsungan acara, saya akui ada beberapa panitia yang tidak bisa terus-menerus hadir dalam kegiatan OASIS (ehm, kalimatnya seharusnya : ada beberapa orang yang terus-menerus tidak bisa hadir dalam kegiatan OASIS). Tapi mereka membantu di belakang layar, kok! Ada yang membuat TOR, ada yang bantu menjarkom, ada juga yang “meminjamkan” telinga untuk mendengar cerita keberlangsungan acara ^^

Saat itu, saya sendiri adalah mahasiswa ITB yang bekerja part time sebagai panitia OASIS. Padahal waktu KIT, saya adalah Bendahara yang nyambi sebagai mahasiswa ITB. Lho??? Adalah konsekuensi logis, ketika Antum punya dua amanah, bukan berarti membagi perhatian menjadi 50% untuk setiap amanah, tetapi jadilah 200% kamu yang menyempurnakan 100% dalam setiap amanah. Memang susaaaaaaah, Kawan! Kita masih harus banyak belajar.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S. 94:7)

Saya pikir, penting juga sih jika dalam suatu kepanitiaan ada tim yang mengontrol kondisi ukhuwah dan ruhiyah panitia, tidak hanya mengontrol kegiatannya. Kalimat bagus yang pernah saya dengar, ukhuwah akan terbentuk secara otomatis ketika kita sedang menuju ke arah yang sama (menuju ridho Allah) karena sejatinya ukhuwah itu adalah segitiga antara aku-kamu-dan Dia. Kita panitia, boleh dong mendapat bonus berupa suksesnya acara, sedangkan ukhuwah yang kuat dan semangat peningkatan ruhiyah adalah target wajibnya.

Kata teman-teman panitia saat evaluasi, acara biasa-biasa sahaja. Iya juga. Ada sih ada ide yang unik, tapi seringkali terbentur masalah SDM, dana, dan waktu yang mendesak. Seperti ungkapan, ide tercetus di kosan, diolah di angkot, dan pupus di kortim. Dalam konsep acara, pernah beberapa kali kita bermanuver mengubah konsep secara mendadak. Namun beruntung sekali, rencana kita sesuai dengan rencana Allah sehingga alhamdulillah acara berjalan juga.

Berikut ini rangkaian pembinaan yang dikemas satu paket dalam OASIS 2009 :
Pembukaan : Pengenalan Gamais
Pembinaan 1 : Interaksi dengan Al-Quran
Training : Komunikasi Efektif dan Enterpreneurship
Acara angkatan 2009
Rihlah ke Dago Pakar
Temu Tokoh Kampus : Menggapai Impian dalam Perspektif Islam
Ta’lim : Cara Hidup Sehat ala Rasulullah
Pelantikan Kader Muda 2009
Pelantikan susulan


Alhamdulillah rangkaian acara OASIS telah selesai, namun da’wah kita baru berakhir ketika kita sudah yakin akan menjejakkan kaki di surga. Tidak berarti ukhuwah kita cukup sampai di sini. Tidak akan pernah ada kata “mantan saudara”, kan?

Kata-kata mutiara dari DKT II, jalan perjuangan sudah biasa sepi, tidak pernah ramai oleh hiruk-pikuk banyak orang. Di tengah turbulensi suatu lingkungan, seleksi alam adalah keniscayaan: yang kuat dan mampu beradaptasi dengan cepat akan bertahan dan yang lemah, kurang pendirian, dengan sendirinya akan tertinggal. Acara OASIS ini secuplik akhir dari episode awal karir da’wah adik-adik kita di kampus. Mari jaga adik-adik kita, kader muda Gamais 2009. Jika nanti kita ditanya, “Mana kader-kadermu?” Kita dengan mantap menjawab, “Di sini, mereka dalam barisan kokoh da’wah ini”.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S. Muhammad : 7)

Siapa tahu, siapa tahu, di padang ini lebih banyak unta merah yang bisa kita dapatkan.
Siapa tahu, siapa tahu, mereka yang akan menegakkan kalimat Allah di bumi Ganesha sehingga tidak ada kalimat lain selain-Nya

Jika hikmah yang didapat dari OASIS ditulis semuanya, rasanya dua-tiga buku tidak akan cukup. Sms tausyiah, jarkom, taujih, cerita… semua tentang OASIS adalah hikmah. Menyiapkan pembinaan untuk orang lain pada hakikatnya adalah melakukan pembinaan untuk diri kita. Adikku di rumah memang cuma satu, tapi di sini, di Gamais terutama OASIS ini saya dapat ratusan adik dan banyak kakak.

Ini ada sepotong hikmah yang dikutip dari “Things Fall Apart” Chinua Achebe, novel yang berkisah tentang ekspansi para misionaris Kristen ke pedalaman Afrika. Kalau ada yang tertarik membaca, silakan cari di toko buku terdekat atau pinjam punya saya. ^^

“…Seorang lelaki yang mengundang sanak saudaranya ke pesta tidak melakukannya untuk menyelamatkan mereka dari kelaparan. Mereka semua punya makanan di rumah masing-masing. Ketika kita berkumpul bersama di tengah tanah desa yang diterangi sinar bulan, itu bukan karena bulan. Setiap orang bisa melihat bulan di pekarangannya sendiri. Kita berkumpul bersama karena adalah baik bagi sanak keluarga untuk melakukannya. ..(skip). “

"..aku hanya punya sedikit waktu untuk hidup dan begitu juga Uchendu, Unachukwu, dan Emefo. Namun aku mengkhawatirkan kalian orang-orang muda karena kalian tidak mengerti betapa kuat ikatan kekeluargaan ini. Kalian tidak tahu apa artinya bicara dengan satu suara. ..(skip). Dia menoleh lagi ke arah Okonkwo dan berkata, “Terima kasih karena mengumpulkan kita semua.”

"Kita tidak berdoa untuk memiliki lebih banyak uang tetapi untuk memiliki lebih banyak saudara. Kita lebih baik dibanding binatang karena kita memiliki saudara. Binatang menggosokkan punggungnya yang gatal ke sebatang pohon, manusia meminta saudaranya untuk menggaruk."

Yang benar datangnya dari Allah, yang salah semata kekurangan saya.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh