Rabu, 19 Mei 2010

Rencana Kita Belum Sesuai dengan Rencana Allah

28 Maret 2010 jam 18:58

Saat sedang duduk-duduk di koridor tempat wudlu akhwat di Salman…
Ada AM (Anak Muda/Angkatan Mujahid/Anggota Muda) MaTa’ XVI bertanya, “Di kosan Teteh ada kamar kosong nggak? Aku lagi nyari kosan nih.”
“Oh, ada satu kamar. Sebelahnya kamar sebelah Teteh. Kemarin ngobrol sama Bapak kos sih lagi nyari penghuni baru katanya.”
Kamar itu sudah sejak bulan Oktober lalu kosong. Sudah banyak yang calon penghuni yang melihat-lihat sih, tapi entah mengapa akhirnya selalu tidak jadi.
“Insya Allah setelah pembinaan MaTa’ aku mau survey deh, Teh. Asiiiiik, aku mau sekosan sama Teteh!!!!”
(Heeeeek???)
“Sip-sip, insya Allah Teteh antar.”

Sabtu, 20 Maret 2010
Menjelang pembinaan…
“Assalamu’alaikum. Teh, aku telat datang pembinaan. Lagi ada kumpul …. (lupa). Insya Allah datang menyusul. Oia Teh, nanti kita lihat-lihat kosan ya ba’da pembinaan.
“Ocheh, insya Allah Teteh bisa antar.”

Saat pertengahan pembinaan…
“Teh, aku nggak jadi datang pembinaan. Kepalaku pusing. Mau pulang dulu ke asrama. Mudah-mudahan jam 1 udah sehat, biar bisa lihat kosan.

Saat pembinaan usai…
“Jadi lihat kosan nggak, Dek? Ini Teteh mau pulang dulu”
“Teteh, aku nggak jadi lihat-lihat sekarang. Masih pusing soalnya. Lain kali aja ya, Teh.”
“Sip-sip. Syafakillah yaaaa”

Saat sampai di pintu gerbang kosan…
Kok, rame?
“Waaah, Teteh yang di kamar ini ya? Kenalkan saya Ai, anak Telkom.” Akhwat itu beserta ibu-ibu lainnya menyambut kedatangan saya.
“Kenalkan, Risha. Baru pindahan ya?”
“Iyaaaa, barang-barangnya masih banyak yang di atas. Lagi dibawain. Teteh anak ITB ya?”
(Di atas di mana? Kok naruh barang di genteng? Piye Mbak?)
“I-iya, angkatan 2008. Mari Bu, Teh. Saya masuk dulu.”

Hm.. Dek Wulan, jangan sedih ya. Ternyata ada orang yang lebih kongkret dan lebih sigap daripada kita. Beberapa langkah kita belum unggul. Akhwat itu langsung mengangkut barangnya ke mari, sementara kita masih mewacanakan survey.

Nggak apa-apa kita nggak jadi sekosan, Dek. Paling tidak hari ini kita dapat pelajaran yang sungguh berharga. Sehebat apapun manusia merencanakan, ada Tangan Allah yang menentukan.
Berbahagialah, Dek. Berarti kamu akan mendapatkan tempat lain yang lebih baik, yang lebih bisa mendekatkanmu pada Allah. Insya Allah…

Tulislah rencanamu dengan pensil dan serahkan penghapusnya pada Allah
Biarkan Dia memperbaiki dan mengganti rencanamu dengan rencana lain yang lebih indah…

Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya (Q.S. 86 : 16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar