Rabu, 19 Mei 2010

Selaput Ekstraembrio, Implantasi, dan Plasenta

21 April 2010 jam 0:09

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Q.S. Maryam : 22-23)

Saya belum pernah melahirkan, tapi saya yakin bahwa melahirkan itu menyakitkan. Apa pasal? Karena semester ini saya belajar tentang perkembangan hewan. Jadi biarkan saya bercerita, sambil mengenang masa-masa indah UTS II tanggal 13 April 2010 lalu. Meskipun judul tulisan ini sedikit lucu, Anda tidak perlu khawatir. Saya usahakan tidak ada istilah-istilah aneh di sini. Mari kita bicara dengan bahasa manusia.

Anda pernah mendengar istilah “plasenta" bukan? Pada mamalia terdapat modifikasi khusus selaput ekstraembrio (selaput yang terdapat pada embrio) yang dinamakan plasenta, yaitu pertautan antara jaringan embrio dengan jaringan induk. Untuk membentuk pertautan itu, embrio harus tertanam (terimplantasi) di dalam endometrium (lapisan pada rahim). Kebayang
kan? Nah, plasenta ini memiliki banyak fungsi penting dalam melayani segala kebutuhan fisiologi janin. Plasenta berperan sebagai paru-paru (respirasi), ginjal (ekskresi), penghantar nutrisi, juga pelindung janin.

Jaringan penyusun plasenta disebut barrier plasenta yang memiliki ketebalan dan susunan komponen yang berbeda-beda. Semakin tipis suatu barrier, pertautan antara janin dengan induk semakin erat. Dampaknya, transport substansi antara janin dengan induk menjadi lebih baik dibandingkan pada barrier yang tebal. Plasenta yang paling tebal tersusun dari 3 lapisan jaringan bagian maternal dan 3 lapisan jaringan pada janin.

Siapkan "pisau dan gunting"
Mari kita "bedah" plasenta pada manusia!!!

Seperti yang telah dikemukakan, semakin tipis lapisan barrier, semakin sempurna fungsi plasenta. Pada manusia, plasenta hanya tersusun dari 3 lapisan jaringan pada janin. Tipe plasenta begini merupakan plasenta yang paling sempurna. Pada plasenta seperti ini, bagian maternal hanya terdiri dari sel-sel darah yang keluar dari pembuluh darah uterus.

Di samping itu, pertautan antara janin dengan induk pada manusia memiliki derajat yang paling tinggi. Penanaman embrio pada uterus manusia termasuk tipe invasif. Embrio terbenam cukup dalam di dalam jaringan ikat maternal. Simpelnya embrio terkubur pada jaringan ikat uterus ibunya. Pertautan yang erat ini akan mengakibatkan jaringan uterus mengelupas saat kelahiran. Bisa bayangin sakitnya ibu kita saat melahirkan?

Dibandingkan dengan manusia, embrio babi dan kuda tidak tertanam dalam pada uterus induknya tetapi kontak antara embrio dengan jaringan ikat induknya hanya terjadi pada permukaan. Saya asumsikan, proses melahirkan pada babi atau kuda tidaklah sesakit proses melahirkan pada manusia.





“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu" (Q.S. Lukman : 15).

wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar